6 Cerita Jokowi yang membuat Keadaan Panas jadi Dingin

[lihat.co.id] - Silang pendapat dan amarah membara warga Ibu Kota menjadi terurai dan dingin dengan kehadiran Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Ia selalu melibatkan warganya untuk menyelesaikan masalah dengan santun.

Jokowi sigap turun gunung saat mendengar warganya tengah berkonflik. Bagai mediator ulung, pria asli Solo ini mengajak pihak-pihak yang bertikai duduk bersama.

Sarjana Kehutanan UGM ini juga membuka lebar kesempatan warga untuk sumbang saran guna mencari solusi permasalahan nan pelik. Berikut:6 Cerita Jokowi yang membuat Keadaan Panas jadi Dingin dikutip dari news.detik
 
1. Tempat Ibadah Ilegal
[lihat.co.id] - Jokowi berdialog dengan warga Tambora yang memprotes keberadaan sebuah ruang fasilitas sosial yang dijadikan tempat ibadah ilegal di Duri Selatan, Tambora, Jakarta Barat.

Jokowi tiba di Masjid Al Ulama, Jalan Jamblang, Duri Selatan, Tambora, Jakarta Barat sekitar pukul 16.00 WIB,  Proses dialog berlangsung di dalam masjid. Sekitar 80 warga hadir memenuhi ruangan masjid untuk berdialog dengan Jokowi.

"Warga Duri Selatan sejak awal tidak menyetujui tempat ibadah di sekolah tersebut," ujar Ustad Cucu, pimpinan Forum Kerjasama Masjid, Musala, dan Majelis Taklim (FKM3T).

Tempat ibadah dimaksud yang dipersoalkan warga adalah sebuah ruang kelas di Sekolah Damai yang disulap menjadi tempat ibadah pada waktu-waktu tertentu. Praktik ibadah di tempat itu sudah berlangsung lama. Protes warga terhadap penyalahgunaan fasos itu juga sudah lama.

Sebuah spanduk berisi tanda tangan dukungan warga terhadap rekomendasi Pemerintah Kota Jakarta Barat dalam rangka penutupan tempat ibadah ilegal di ruang fasos Sekolah Damai. Sampai saat ini, dialog masih berlangsung.

Jokowi berjanji akan memberi solusi yang terbaik terkait penolakan warga Duri Selatan terhadap tempat ibadah di fasilitas sosial Sekolah Damai di Tambora.

"Saya baru mendapatkan bahan-bahan dari RT, ulama, dan lembaga pemasyarakatan jumlahnya 3 buku tebal ini. Secepatnya saya pelajari, semoga Jumat minggu depan bisa saya selesaikan," ujar Jokowi.

Ia meminta permasalahan di wilayah Tambora diselesaikan dengan cara yang santun. "Karena yang kita anut adalah norma yang islami. Karena di Jakarta saat ini sangat dingin. Kalau tidak dibicarakan akan panas karena tidak ada koordinassi antarwarga," ujar Jokowi.
 
2. Kisruh KJS
[lihat.co.id] - Jokowi mengundang perwakilan warga DKI Jakarta dari berbagai wilayah Jakarta untuk membahas permasalahan Kartu Jakarta Sehat (KJS).

Rapat dengar pendapat yang digelar ruang Balai Agung, Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, pukul 10.00 WIB, Rabu Jokowi didampingi oleh Kepala Dinas Kesehatan DKI, Dien Emawati.

Warga berlomba mempertanyakan prosedur penggunaan KJS untuk rawat inap dan rawat jalan karena sering menjadi masalah di lapangan. Seperti yang ditanyakan Mardiana, warga Tanah Tinggi, Jakpus.

"Orang tua saya sakit jantung. Kemudian dilarikan ke rumah sakit, lalu meninggal. Nah yang saya tanyakan, kalau yang meninggal itu masuknya rawat jalan atau tidak? Karena waktu itu saya dikenakan biaya sebesar Rp 1,4 juta," ujar Mardiana.

Jokowi konsentrasi mendengarkan pertanyaan tersebut. Sementara Kepala Dinas Kesehatan terkihat sibuk mencatat sambil mendengarkan pertanyaan tersebut.

Menurut Jokowi, segala kekurangan dari program ini haruslah segera dibenahi, bukan justru jadi harus dibatalkan. Seperti penambahan alat serta ruangan di rumah sakit.

"Tapi kalau kita buka memang ada problem di lapangan. Seperti ruangan penuh, ICU penuh, IGD juga penuh. Tapi sudah banyak sekali yang sudah kita lakukan. Keputusan di lapangan klas II jadi klas III, tapi belum juga cukup. Inilah problem yang kita hadapi," lanjut mantan wali kota Solo ini.

Jokowi sendiri mengakui jika kekurangan program KJS masih ada di sejumlah tahap. Namun jika program ini terus ditunda, banyak warga yang bakal rugi.


3. Tawuran Pelajar
[lihat.co.id] - Ada-ada saja aksi Jokowi untuk menumbuhkan rasa persaudaraan di antara pelajar SMA di Jakarta yang sering tawuran. Tak hanya memberi wejangan, Jokowi mengajak siswa-siswa itu untuk main gendong-gendongan.

"Saudara sebangsa dan setanah air Indonesia dan saudara sekota Jakarta. Jangan ada yang berantem. Untuk menunjukkan itu, yang di depan, saya minta untuk menggendong yang di belakangnya," ujar Jokowi di SMKN 27, Jalan Dr. Sutomo No. 1, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat,

Jokowi sebelumnya sudah meminta 6 siswa dari sekolah yang sering tawuran untuk maju dan berbaris. Masing-masing barisan ada 3 orang. Mereka adalah siswa SMAN 6, SMK 36, SMK 55. Awalnya mereka tampak malu-malu dan segan. Saat siswa naik di punggung temannya, suasana menjadi riuh dengan tepuk tangan sekitar seratus siswa yang hadir.

Siswa yang berdiri di barisan paling depan menggendong siswa lain dari sekolah lain, kemudian bergantian. Jokowi tampak tersenyum melihat adegan itu. "Jadi sesama saudara ya seperti itu. Saling berangkulan, menggendong. Jadi memang harus seperti itu," kata Jokowi.

Jokowi bercerita tentang persaudaraan pelajar-pelajar di Korea dan Jepang yang bisa membangkitkan negara itu dari keterpurukan akibat perang. Kedua negara itu berhasil menjadi super dan makmur karena warganya merasa menjadi satu kesatuan.

"Saya dengar juga tawuran nggak ada di sana. Karena mereka sudah merasa satu, saling gendong menggendong di sekolah," tuturnya.

Setelah itu, Jokowi meminta para siswa tersebut untuk berjongkok dan saling bergandengan tangan. Keenamnya tampak tersenyum malu-malu.

"Senang nggak bisa gandengan antarsekolah seperti itu? Senang gendong atau gandengan? Kalau jawab tawuran, awas!" canda Jokowi yang disambut tawa para hadirin.

"Seperti itulah kekompakan," imbuhnya.

Sebelum permainan gendong-gendongan, Jokowi sempat berdialog pendek dengan siswa-siswa tersebut.

"Apakah saudara merasa satu kota satu saudara?" tanya Jokowi kepada keenam siswa.

"Merasa," jawab mereka kompak.

"Bener? Jujur?" tanya Jokowi lagi.

"Ndak," jawab beberapa siswa lain sambil tertawa.

"Jadi mestinya merasa sabagai saudara, apalagi sekota. Berani ndak kelahi sama yang di sebelahnya?"

"Nggak berani, Pak," jawab mereka.

"SMK Mercusuar, SMA 70, mau jadi saudara?" tanya Jokowi.

"Mau," jawab siswa.

"Serius?" Jokowi memastikan.

"Pemikiran orang berbeda kalau di luar, Pak. Kalau di sini bisa, tapi kalau di luar pelaksanaannya bisa beda," jawab salah seorang siswa.

4. 'Transmigrasi' Rusun Marunda & KBN
[lihat.co.id] - Jokowi mengajak warga Rusun Marunda yang diterima bekerja di PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) untuk selalu bersyukur. Ia berpesan agar warga tepat waktu, disiplin dan bekerja keras.

Jokowi menyampaikan sejumlah pesan kepada warga Rusun Marunda dalam acara pelepasan warga Muara Baru dan sekitarnya yang tinggal di Rusun Marunda untuk bekerja di PT KBN di Rusun Marunda, Jakarta Utara, Acara itu juga dihadiri Direktur Utama KBN Sattar Tabba.

Suasana pertemuan dan dialog Jokowi dan Rusun Marunda sangat hangat dan cair, penuh canda dan tawa.

"Kemarin ada yang protes dipindah ke sini, jauh....iya ndak?" kata Jokowi sambil tersenyum ramah.

"Ndaaak...!" teriak warga sambil tertawa riang.

"Begitu dikasih tv, tempat tidur, apalagi...?" kata Jokowi.

"Kulkaaas...!" sebut warga bersemangat.

"Lalu ditunjukkan satu, semuanya mau. Semuanya tunjuk tangan. 'Saya Pak... saya Pak! Terus sekarang membeludak jadi 2.000, banyak yang nggak dapat. Jadi Bapak-bapak yang di sini harus bersyukur, dapat rumah, fasilitasnya. Dari Muara Baru ke Marunda dijemput. Ditambah sekarang dicarikan pekerjaan..enak apa enaak? Tapi ingat. Kawasan ini akan jadi kawasan yang baik, akan ada kawasan industri," papar Jokowi panjang lebar.

Penghuni rusun menyimak dengan serius setiap perkataan orang nomor satu di Jakarta itu.
Jokowi mengatakan PT KBN akan menyerap 20 ribu pekerja. "Semua yang di Marunda bisa bekerja,
 
 mungkin bisa jualan. Kurang apa coba," ujar Jokowi yang terbalut kemeja warna putih itu.
Jokowi lalu menitipkan pesan. "Tapi saya titip buat Bapak-Bapak.

Pertama-tama, bilang terima kasih ke Pak Dirut (PT KBN) sudah diberi lapangan pekerjaan. Tapi kalau kerja harus disiplin. Kalau masuk jam 8, setengah 8 tet harus sudah di lokasi. Kalau nggak disiplin, pecat saja nggak apa-apa, Pak. Lha ngapain, saya nggak mau mikir yang gitu-gitu," kata Jokowi serius.

Selain itu, pekerja akan diberi pelatihan dari PT KBN. "Kita mikir yang mau maju. Nanti ada pelatihan. Tapi sekali lagi kalau tidak disiplin, belum bel istirahat, udah keluar, pecat saja Pak. Setuju?" kata Jokowi

"Setujuuu!" jawab warga kompak.

"Tapi nanti kalau dipecat demo ke saya," kelakar Jokowi yang disambut tawa riang warga.
Jokowi juga berpesan agar pekerja mematuhi aturan dan perintah.

5. Banjir Kampung Pulo
[lihat.co.id] - Jokowi menepati janjinya menemui warga pinggir kali Ciliwung di Kampung Pulo, Jakarta Timur. Tujuan pertemuan itu, Jokowi ingin menyerap aspirasi warga Kampung Pulo terkait konsep kampung yang akan dibangunkan Pemprov DKI untuk mereka.

Jokowi meluncur dari gedung Balai Kota menggunakan Land Cruiser hitam bernopol B 1961 RFR dan tiba di Gang V RT 07 RW 03 Kampung Pulo Jatinegara, Kampung Melayu, Jakarta Timur, Jumat  sekitar pukul 15.25 WIB. Begitu tiba, hujan rintik-rintik 'menyambut' kedatangan Jokowi.

Ditemani beberapa jajarannya, Jokowi menemui sejumlah tokoh dan perwakilan warga yang sudah menunggu di sebuah lapangan kecil persis di pinggir kali Ciliwung.

Jokowi menjelaskan konsep yang disiapkan pemerintah provinsi DKI Jakarta tergantung pada warga ketika menyampaikan konsep penataan kampungnya secara musyawarah.

"Kita partisipatif. Ini loh ada konsep dari pemprov, dari pemda. Kemudian masyarakat memberi masukan apa, mungkin bisa berubah di lapangan kenapa tidak. Karena ini membangun partisipasi dari bawah dari akar rumput," ujar Jokowi.

6. Demo Panas Warga Cilincing
[lihat.co.id] - Jokowi akhirnya mengunjungi warga Kampung Sawah, Cilincing, Jakarta Utara. Dalam kunjungan singkat itu, Jokowi meminta agar warga untuk tetap 'dingin' terkait rencana penggusuran permukiman mereka yang akan diganti dengan rusun.

"Ini biar Bapak-bapak sama Ibu-ibu nggak usah 'panas'. Dikit-dikit 'panas'. Nanti jalan keluar akan saya jalankan dengan Pak Wali Kota. Soalnya banyak, seperti (warga) Tanah Merah, minta KTP. Sekarang tambah lagi di sini," ujar Jokowi di dekat masjid Nurul Hidayah, Kampung Sawah, Cilincing, Jakarta Utara,

Jokowi mengatakan pihaknya juga akan membentuk RT dan RW di lokasi yang disengketakan di Kampung Sawah tersebut. Selain membentuk RT dan RW, Jokowi juga menjanjikan pemberian KTP dan Kartu Jakarta Sehat kepada warga Kampung Sawah. Namun demikian, Jokowi mengingatkan jika masalah warga di Kampung Sawah adalah masalah hukum.

"Yang mau saya sampaikan kepada masyarakat, semuanya yang di sini nanti akan dibentuk RT dan RW. Bapak ibu akan diberi KTP, juga Kartu Jakarta Sehat. Tapi sekali lagi, masalahnya itu banyak sekali. Kedua masalah sengketa. Ini masalah hukum. Kalau nanti yang memutuskan tidak sama, bukan cuma Bapak-bapak Ibu-ibu yang teriak, saya juga teriak," tuturnya.

Mendengar penjelasan dari orang nomor satu di DKI Jakarta tersebut, warga lalu bersorak 'hore'
"Oleh karena itu, surat-surat lebih dulu, yang penting esensinya dulu diproses. Masalah RT, RW, dan KTP bisa di saya, nanti saya lakukan. Tetapi ini karena masalah hukum," ujar dia.

Ratusan warga Kampung Sawah sejak pukul 06.00 WIB pagi tadi memblokir Jalan Raya Cakung-Cilincing (Cacing) untuk memprotes rencana penggusuran wilayah mereka. Akibat aksi pemblokiran yang berlangsung hingga 7 jam itu, lalin di Jalan Cacing arah Cakung mengalami kemcaetan hingga 4 kilometer. Warga memblokir jalan itu dengan membakar ban bekas dan mendirikan tenda terpal berukuran 10x20 meter di tengah jalan.

Wali Kota Jakut Bambang Sugiyono menjelaskan lahan yang bermasalah di Kampung Sawah adalah 2,2 hekar milik Ruin bin Idih, bukan 33 hektar. Di atas lahan tesebut, rencananya akan dibangun rusun untuk warga.

"Jadi di lahan yang warganya akan digusur itu dibangun rusun. Itu nanti Dinas Perumahan yang mengurus," kata Bambang di kantornya Jalan Yos Sudarso, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Load disqus comments

1 comments: