4 Bentuk Dukungan Terhadap Aksi Kopassus

[lihat.co.id] - Aksi 11 anggota Grup 2 Kopassus, Karangmenjangan menyerang lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta dan membunuh 4 narapidana titipan polisi menuia kontroversi. Sikap masyarakat terbelah menyikapi aksi pasukan elit TNI AD itu.

Sebagian masyarakat mengecam, namun tak sedikit pula justru mendukung.
Bagi para pendukung, penyerangan lapas dianggap sebagai aksi pembersihan premanisme.
 
Sebab itu mereka meminta anggota Kopassus tidak dihukum.
Seperti gerakan 'Satu Miliar dukungan untuk 11 anggota Kopassus' di Facebook. Admin fans page mengaku membuat gerakan untuk memberikan dukungan kepada para pelaku penyerangan agar tidak dihukum.

"Yuk ramai-ramai dukung 11 Kopassus pembersih Sampah masyarakat di LAPAS CEBONGAN agar tidak dipidanakan tapi diberi penghargaan. Like dan sebarkan ya!!" tulis Admin.

Selain lewat Facebook, dukungan juga muncul lewat spanduk, aksi unjuk rasa, dan lewat pesan pendek (SMS). Berikut ini:4 Bentuk Dukungan Terhadap Aksi Kopassus 
seperti dilansir oleh:merdeka

1. Satu miliar dukungan untuk 11 Kopassus di Facebook
[lihat.co.id] - Sebelum pelaku penembakan Lapas Cebongan terungkap, muncul akun bernama Idjon Djanbi di Facebook. Dia membela Kopassus dan menuding polisi menjadi pelaku penyerangan lapas yang mengakibatkan empat tahanan tewas.

Namun setelah terbukti Kopassus terlibat dengan menyeret 11 anggota Grup 2 Kopassus Karangmenjangan, kini muncul gerakan 'Satu Miliar dukungan untuk 11 anggota Kopassus' di Facebook.

Admin fans page mengaku membuat gerakan ini untuk memberikan dukungan pada 11 anggota Kopassus itu agar tidak dihukum.Yuk ramai-ramai dukung 11 Kopassus pembersih Sampah masyarakat di LAPAS CEBONGAN agar tidak dipidanakan tapi diberi penghargaan. Like dan sebarkan ya!!" tulis Admin.

Fans page ini dibuat Kamis (4/4) lalu, setelah ketua tim investigasi Mabes TNI merilis pelaku penyerangan adalah 11 anggota Kopassus. Hingga kini sudah ada 23.244 orang yang mendukung gerakan ini. Kebanyakan mereka menuliskan dukungan karena aksi Kopassus tersebut dianggap telah menghabisi preman.

"Hidup kopasus berantas premanisme. Sekalian berantas yang bersembunyi di balik Hak Asasi Manusia (HAM) itu. Memangnya preman kenal HAM. TNI terus jaya, jangan mundur dengan gertakan HAM," tulis salah seorang pendukung bernama Wayono.

Lalu ada juga Wahyudi yang menulis. "Hanya Kopassus yang bisa berantas premanisme." Sementara itu Semar menulis "Kopassus emang tiada duanya. Teruskan perjuangan brantas premanisme."
Belum diketahui siapa di balik dukungan ini.

2. Dukungan spanduk untuk Kopassus di Solo
[lihat.co.id] - Beberapa spanduk dukungan terhadap Kopassus juga muncul di Kota Solo, Jawa Tengah. Misalnya di perempatan Jalan Gendengan, Purwosari serta di area perempatan Gladag.

Ormas Mega Bintang Solo misalnya, memasang spanduk berisi dukungan kepada TNI/Polri memberantas premanisme di Indonesia, di perempatan Gendengan Purwosari. 
 
Spanduk atas nama Mega Bintang tersebut bertuliskan "Dukung TNI/Polri Brantas Premanisme".
Tokoh ormas Mega Bintang, Mudrick M Sangidoe, mengaku memasang spanduk tersebut Sabtu (30/3) lalu. Tujuanya untuk mengajak masyarakat bersama-sama memberantas premanisme yang meresahkan.

Tepat di bawahnya, terpasang juga spanduk lain yang bertuliskan Kami Bangga dan Salut pada Jiwa Ksatria Prajurit Kopassus" Namun pada spanduk berwarna dasar merah muda dengan tulisan hitam tersebut tak tertulis logo ormas atau dari kelompok tertentu yang memasang spanduk.
Namun Mudrick mengaku tidak tahu.
 
Itu bukan milik Mega Bintang. 
Tapi saya mendukung dan setuju dengan spanduk itu," katanya 
 

3. Demo warga Yogya mendukung Kopassus
[lihat.co.id] - Minggu (7/4) kemarin, di Yogyakarta ada ratusan orang menggelar unjuk rasa mendukung Kopassus. Aksi mereka untuk menolak pelbagai aksi premanisme. Aksi mendukung pemberantasan premanisme ini digelar di perempatan Tugu Yogyakarta.

Warga melakukan orasi kemudian mereka ramai-ramai mengumpulkan koin untuk anggota Kopassus Serka Heru Santosa dan Sertu Sriyono. Koin yang terkumpul nantinya akan diserahkan kepada keluarga korban. Mereka juga menggelar doa untuk dua anggota Kopassus yang meninggal.

Selain itu, mereka juga menggelar aksi long march dari perempatan Tugu menuju patung Jenderal Sudirman di halaman DPRD DIY. Warga Yogya yang mengikuti aksi ini menginginkan Yogyakarta bebas dari segala bentuk premanisme.

Mereka mendukung segala upaya dalam memberantas premanisme karena aksi-aksi premanisme telah meresahkan semua warga. Aksi long march tersebut membawa serta foto Sertu Heru Santosa dan membentangkan bendera Merah Putih berukuran besar.

Warga juga membentangkan berbagai spanduk yang antara lain bertuliskan,”Rakyat-TNI Bersatu Berantas Preman dan Preman Berkedok Agama,” “Terimakasih Kopassus, Yogya Aman Preman Meninggal,” “Preman Itu Pengecut Yang Tak Berperasaan,” dan lain-lain.


4. Dukungan SMS terhadap Kopassus beredar
[lihat.co.id] - Selain dukungan lewat Facebook, sepanduk, dan aksi unjuk rasa, dukungan terhadap Kopassus juga menyebar lewat pesan pendek (SMS) dan BlackBerry Messenger (BBM) setelah pengumuman Tim investigasi TNI AD beberapa waktu lalu.

Berikut kutipan lengkap BBM berantai yang beredar di masyarakat:
"PESAN KORSA" Kami menyatakan: rasa BANGGA dan HORMAT serta Siap memimpin GERAKAN JIWA KORSA untuk menjaga keutuhan MORIL PRAJURIT TNI (AD). Apapun? yang terjadi yang? dilakukan oleh adik adik kita di Kartosuro bagi saya mereka adalah Pahlawan Pemberani dan ini adalah ASET POTENSI kemampuan Prajurit terlatih untuk membunuh bukan untuk dibunuh. Biarkan dunia tahu dan itu ada efek Jera bagi mereka yang arogan serta mendholimi TNI.

Jangan melihat apa yang dilakukan tetapi mari kita lihat kepada siapa mereka melakukan. Empat pelaku pengeroyokan yang menewaskan satu orang aggota KPS itu adalah Penjahat yang dipelihara dan kepergok? takut modus sindikat kejahatannya terbongkar.

Para pemimpin TNI tidak perlu takut kebakaran jenggot tidak perlu bicara citra TNI, tetapi semua dan terbelenggu dalam ketakutan. Hukum Rimba terkadang sangat dibutuhkan ketika Hukum Tinta sudah menjadi ladang orang.

Jadi bagi saya Reaksi Prajurit? adalah Prestasi dan Potensi Kemampuan Skil Prajurit (RAIDS) perlu dikembangkan serta disiapkan ketika diperlukan oleh Negara bukan malah dibinasakan. Malam ini juga Hitungan detik? Pesan Amanat ini hrs sampai ke 1.000 Prajurit. Terimakasih Salam Korsa buat Pahlawanku disana. ! KOMANDO...!!
Load disqus comments

0 comments