4 Pembelaan Ujian Nasional yang Kacau balau versi Mendikbud

[lihat.co.id] - Mendikbud M Nuh sedih dan mohon maaf sebesar-besarnya atas karut marut pelaksanaan Ujian Nasional (UN). Ia sempat takut dimarahi Presiden SBY dan siap bertanggung jawab.

Pelaksanaan UN yang serempak digelar April 2013 kacau gara-gara masalah teknis di percetakan 11 Dari 33 provinsi terpaksa menunda dan menggeser jadwal UN,

11 Provinsi yang mengalami pergeseran jadwal UN adalah Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Para siswa siswi peserta UN menjadi kalut dan drop mental akibat penundaan ini,
Presiden SBY turun tangan memanggil Mendikbud untuk memberikan laporan tentang pelaksanaan UN Berikut 4 Pembelaan Ujian Nasional yang Kacau balau versi Mendikbud dikutip dari news.detik.

1. Tak Habis Pikir PT Ghalia Gagal
[lihat.co.id] - PT Ghalia Indonesia Printing menjadi sorotan karena gagal mencetak soal UN di 11 provinsi. Ternyata PT Ghalia memang bukanlah pemenang untuk proyek ini Mendikbud M Nuh menjelaskan, untuk mencetak soal UN,
pihaknya memecah menjadi enam paket Nah, masalah itu ada di paket 3 seharga Rp 24,6 miliar.
Tender paket 3 awalnya memang dimenangkan oleh sebuah perusahaan, Namun perusahaan itu ternyata menang juga di paket lainnya, Dia kan harus memilih salah satu,  Nah perusahaan pemenang ini tidak memilih paket 3," jelas MNuh di Kantor Presiden, Jl Medan Merdeka Utara,

Secara otomatis, PT Ghalia yang ada di urutan kedua pun mendapatkan tender tersebut. Pihak Kemendikbud sendiri mengaku sudah mengecek PT Ghalia. Mulai dari persyaratan hingga kapasitas produksinya.

"Nah di situ kita tentu evaluasi semua memenuhi persyaratan, mesinnya juga cukup, 
perusahaannya kapasitasnya juga cukup," tandasnya, M Nuh pun tidak habis pikir kenapa PT Ghalia bisa sampai gagal dalam menyelesaikan proyek, M Nuh membantah jika ada keterlambatan pengiriman bahan ujian kepada PT Ghalia.

"Ini dari enam (pemenang tender) itu, hanya dia (PT Ghalia) sendiri ndak bisa menyelesaikan tepat waktu. Katanya terlambat menerima bahan soalnya, saya tidak yakin karena dia pun sudah kontrak bersedia," tandasnya.

PT Ghalia juga sebenarnya pernah dipercayakan mencetak surat suara Pilpres 2009. Namun Bawaslu pernah melakukan sidak ke pabrik PT Ghalia di Bogor dan menemukan perusahaan ini tidak menyediakan tempat khusus untuk mengepak surat suara Pilpres hingga bercampur dengan pengepakan barang cetakan lainnya seperti buku dan majalah.

Pengepakan surat suara jelas memerlukan tempat yang steril. Jika tercecer atau salah masuk
ke kemasan lain, surat suara pilpres itu jelas-jelas bisa menguntungkan salah satu pihak PT Ghalia juga tidak membuat berita acara untuk surat suara yang rusak. Padahal menurut UU, jumlah surat suara harus sesuai dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT) ditambah 2 persen untuk cadangan. Pengamanan di perusahaan ini juga sangat kurang saat itu.

Nuh mengungkapkan pihaknya langsung meng-take over proses penyelesaian pencetakan dari PT Ghalia. Untuk mempercepat pencetakan dan pendistribusian, Nuh mengaku sampai meminta bantuan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Putu Dunia dan merekrut 400 mahasiswa Institut Pertanian Bogor. 

2. Bentuk Tim Investigasi
[lihat.co.id] - Kemendikbud telah membentuk tim investigasi internal untuk mengusut penyebab keterlambatan distribusi soal yang menyebabkan penundaan UN di 11 propinsi.

Tim investigasi tersebut dipimpin oleh Irjen Kemendikbud Haryono Umar. Tadi saya telah melaporkan Kemendikbud telah membentuk tim investigasi itu, yang dikoordinir langsung oleh Irjen. Itu dalam waktu dekat kami akan menyampaikan hasil investigasi tersebut,

papar Mendikbud usai diterima Presiden SBY di Kantor Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta,
Di dalam pertemuan yang hanya 15 menit ini, Nuh mengatakan Presiden SBY ingin memastikan naskah-naskah UN sampai di sekolah-sekolah tepat
waktu.

Presiden SBY memerintahkan Polri untuk mengawasi naskah-naskah tersebut hingga sampai
di sekolah Beliau ingin memastikan naskah-naskah yang rencananya hari Kamis itu bisa sampai

ke sekolah-sekolah. Oleh karena itu beliau memerintahkan Polri untuk all out memastikan naskah-naskah itu bisa dikirim sampai di tingkat kabupaten dan juga di sekolah. Ada waktu satu-dua hari ini,

kami akan berkoordinasi dengan Polri dan TNI AU untuk membantu distribusi naskah," jelasnya.
Presiden SBY juga meminta M Nuh untuk memastikan UN tingkat SMP pada Senin 22 April 2013 tidak terjadi pemunduran atau harus tepat waktu. M Nuh mengatakan pihaknya berusaha semaksimal mungkin untuk tepat waktu.

"Dari kementerian saya menyampaikan penghargaan yang tulus dan setinggi-tingginya kepada TNI khususnya AU dan Polri yang all out membantu distribusi naskah. Disiapkan beberapa pesawat, kalau diperlukan ditambah pesawat 2 lain yang ada di AU maupun Polri," lanjutnya.

3. Pemindaian Kertas Jawaban Bolong
[lihat.co.id] - Peserta UN mengeluhkan kertas jawaban tipis dan mudah rusak ketika menghapus jawaban yang salah Keluhan kualitas lembar jawaban ini juga sampai ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Teuku Ramli Zakaria mengatakan pihaknya akan melakukan pemindaian secara khusus.

"Ada laporan lembar jawaban kurang baik dan ketika dihapus menjadi bolong. Kalau ada lembar jawaban seperti ini, nanti akan dipindai khusus oleh tim dari universitas," kata Teuku Ramli dalam jumpa pers di kantor Kemendikbud, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (15/4/2014).

Amin mengakui adanya keluhan mengenai lembar jawaban UN. "Kita sudah all out melakukan persiapan, tapi ya kita harus maklumlah. Jika lembar jawaban yang kualitasnya hanya satu dua yang jelek, ya wajarlah," tuturnya.


4. Kerahkan Petugas Bantu Siswa Tunanetra
[lihat.co.id] - Andri Riko (18) siswa kelas XII IPS I penyandang tunanetra terlihat gusar setelah mengikuti ujian nasional mata ujian Bahasa Indonesia. Andri mengaku pusing dan gugup saat dirinya mengetahui lembar jawaban khusus braille tidak disediakan.

"Tadi saya jadinya panik dan buru-buru terus agak pusing pas tau enggak ada lembar jawabannya. Soalnya biasanya disiapkan lembar jawaban braille dan soal dengan huruf biasa untuk pengawas, jadinya saya tinggal isi jawaban aja," ujar Andri setelah mengikuti ujian di ruang lab bahasa Inggris di SMA 112 Meruya Utara, Jakarta Barat, Senin (15/4/2013).

Andri menceritakan, untuk siswa seperti dirinya memang diberikan dua pilihan oleh sekolah dan dari sejak SMP dirinya memilih jalan lulus dengan mengikuti Ujian. Tapi Andri jadi tidak yakin karena sangat berbeda ketika dia ujian waktu SMP dan sekarang.

"Saya terkejut jadinya lambat dan konsentrasi buyar. Kertas jawab tidak tersedia, dulu waktu 
UN SMP ada. Untung saya bawa kertas sendiri dari rumah," ujar Andri.

Sementara terkait dengan lembar jawaban braille yang tidak tersedia, Kemendikbud memastikan pihaknya menyiagakan petugas untuk membantu siswa Proses menjawab akan dibantu oleh petugas yang telah ditunjuk," tutur Teuku.
Load disqus comments

0 comments