[lihat.co.id] - 11 Anggota Kopassus menyerang Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta. Mereka membunuh Deki dan kawan-kawan yang sebelumnya menghabisi anggota Kopassus Serka Heru Santoso di Hugo's Cafe.
Darah dibayar darah. Empat orang preman meregang nyawa dihajar timah panas anggota pasukan elite ini. Layaknya gerakan pasukan khusus, aksi mereka dilakukan dengan cepat dan taktis.
Kasus ini segera terungkap. Tim 9 yang diketuai Brigjen Unggul K Yudhoyono menyebutkan para pelaku adalah anggota Grup 2 Kopassus yang bermarkas di Kertasuro. Unggul mengatakan para pelaku mengakui kesalahan mereka.
Membunuh orang tak bersenjata, tak seharusnya dilakukan oleh tentara. Walaupun dengan dalih balas dendam, atau jiwa korsa.
Walau begitu sejumlah tokoh termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan apresiasinya dan menyebut para pelaku yang mengakui kesalahannya sebagai kesatria. TNI AD pun dipuji karena transparan mengungkap kasus ini. Begitu juga Danjen Kopassus Mayjen Agus Sutomo yang siap bertanggung jawab juga ikut dipuji.
Darah dibayar darah. Empat orang preman meregang nyawa dihajar timah panas anggota pasukan elite ini. Layaknya gerakan pasukan khusus, aksi mereka dilakukan dengan cepat dan taktis.
Kasus ini segera terungkap. Tim 9 yang diketuai Brigjen Unggul K Yudhoyono menyebutkan para pelaku adalah anggota Grup 2 Kopassus yang bermarkas di Kertasuro. Unggul mengatakan para pelaku mengakui kesalahan mereka.
Membunuh orang tak bersenjata, tak seharusnya dilakukan oleh tentara. Walaupun dengan dalih balas dendam, atau jiwa korsa.
Walau begitu sejumlah tokoh termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan apresiasinya dan menyebut para pelaku yang mengakui kesalahannya sebagai kesatria. TNI AD pun dipuji karena transparan mengungkap kasus ini. Begitu juga Danjen Kopassus Mayjen Agus Sutomo yang siap bertanggung jawab juga ikut dipuji.
Berikut 5 Tokoh ini Puji TNI dan Kopassus adalah Kesatria, dikutip dari Merdeka:
1. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
[lihat.co.id] - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyambut baik keberanian Mabes AD mengungkap para pelaku penembakan.
"Para prajurit yang melakukan tindakan itu tampil secara bertanggung jawab, secara kesatria, dan siap mendapatkan sanksi hukum apapun. Demikian juga para komandan akan ikut bertanggung jawab semuanya. Bagi saya, itu melegakan," ujar SBY dalam jumpa pers di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (5/4).
SBY menilai hal itu sebagai sifat kesatria dan bertanggung jawab yang dilakukan prajurit, dan menjadi pembelajaran bagi masyarakat Indonesia. Namun demikian, hukum tetap harus ditegakkan seadil-adilnya.
"Bagaimanapun tindakan main hakim sendiri itu tidak dibenarkan dalam negara hukum. Meskipun saya tahu mengapa tindakan itu terjadi, karena ada jiwa korsa," tandasnya.
"Para prajurit yang melakukan tindakan itu tampil secara bertanggung jawab, secara kesatria, dan siap mendapatkan sanksi hukum apapun. Demikian juga para komandan akan ikut bertanggung jawab semuanya. Bagi saya, itu melegakan," ujar SBY dalam jumpa pers di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (5/4).
SBY menilai hal itu sebagai sifat kesatria dan bertanggung jawab yang dilakukan prajurit, dan menjadi pembelajaran bagi masyarakat Indonesia. Namun demikian, hukum tetap harus ditegakkan seadil-adilnya.
"Bagaimanapun tindakan main hakim sendiri itu tidak dibenarkan dalam negara hukum. Meskipun saya tahu mengapa tindakan itu terjadi, karena ada jiwa korsa," tandasnya.
2. Edhie Baskoro Yudhoyono
[lihat.co.id] - Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menilai keterbukaan TNI AD terkait penanganan kasus penyerangan Lapas Cebongan merupakan budaya baru yang positif di tubuh TNI. Atas hal itu, Ibas pun memuji Kepala Staf TNI AD (KSAD) yang juga pamannya sendiri Jenderal Pramono Edhie Wibowo.
"Keterbukaan TNI menjadi indikator budaya militer baru yang tidak lagi menoleransi gerakan pasukan secara senyap di luar garis komando. Apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Kepala Staf TNI AD Jenderal Pramono Edhi Wibowo yang berinisiatif membentuk tim investigasi kasus," kata Ibas lewat siaran pers, Jumat (5/4).
Ibas mengatakan, transparansi penanganan kasus yang melibatkan anggota TNI merupakan bagian dari profesionalitas yang terus ditingkatkan.
"Dibukanya kasus ini secara gamblang adalah keinginan TNI AD untuk transparan kepada masyarakat. Prajurit Kopassus berdisiplin tinggi, setia, konsekuen dan bersikap kesatria serta berani dan bertanggung jawab. Profesionalitas seperti ini harus terus ditingkatkan," tambah mantan anggota Komisi I DPR RI ini.
"Keterbukaan TNI menjadi indikator budaya militer baru yang tidak lagi menoleransi gerakan pasukan secara senyap di luar garis komando. Apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Kepala Staf TNI AD Jenderal Pramono Edhi Wibowo yang berinisiatif membentuk tim investigasi kasus," kata Ibas lewat siaran pers, Jumat (5/4).
Ibas mengatakan, transparansi penanganan kasus yang melibatkan anggota TNI merupakan bagian dari profesionalitas yang terus ditingkatkan.
"Dibukanya kasus ini secara gamblang adalah keinginan TNI AD untuk transparan kepada masyarakat. Prajurit Kopassus berdisiplin tinggi, setia, konsekuen dan bersikap kesatria serta berani dan bertanggung jawab. Profesionalitas seperti ini harus terus ditingkatkan," tambah mantan anggota Komisi I DPR RI ini.
3. Priyo Budi Santoso
[lihat.co.id] - Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso memuji kinerja tim investigasi Mabes TNI yang mengungkap keterlibatan 11 personel Kopassus dalam penembakan empat tahanan Polda DIY di Lapas Cebongan. Dia juga memuji dan mengacungi jempol keberanian 11 personel Kopassus yang mengakui perbuatannya.
"Kita harus mengapresiasi langkah cepat yang dilakukan TNI AD dan Kopassus. Mereka menerangkan ini murni atas semangat cinta korps, tapi salah kaprah," kata Priyo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (5/4).
Priyo berharap para pelaku dapat diproses melalui peradilan militer. Selain itu, dia meminta Komisi I dan III DPR mengundang para petinggi Kopassus, Kapolri, dan Menkum HAM untuk rapat gabungan.
"Kita harus mengapresiasi langkah cepat yang dilakukan TNI AD dan Kopassus. Mereka menerangkan ini murni atas semangat cinta korps, tapi salah kaprah," kata Priyo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (5/4).
Priyo berharap para pelaku dapat diproses melalui peradilan militer. Selain itu, dia meminta Komisi I dan III DPR mengundang para petinggi Kopassus, Kapolri, dan Menkum HAM untuk rapat gabungan.
4. Fadli Zon
[lihat.co.id] - Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) Mayjen TNI Agus Sutomo menyatakan bertanggung jawab atas tindakan 11 anggota grup II Kartasuro yang menyerang Lapas Cebongan Sleman, Yogyakarta. Partai Gerindra mengapresiasi tindakan Mayjen Agus.
"Sikap Danjen Kopassus yang menyatakan bahwa dirinyalah yang paling terdepan bertanggung jawab atas perbuatan anak buahnya, merupakan sikap kesatria," ujar Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon, Sabtu (6/4).
Menurut Fadli, sikap Danjen Kopassus merupakan bentuk kepemimpinan ksatria, bertanggung jawab, tak cuci tangan, dan tak lari dari perbuatan salah yang dilakukan anak buah.
Mayjen Agus juga berani memastikan prajuritnya untuk menjalani proses hukum yang ada.
"Sikap Danjen Kopassus yang menyatakan bahwa dirinyalah yang paling terdepan bertanggung jawab atas perbuatan anak buahnya, merupakan sikap kesatria," ujar Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon, Sabtu (6/4).
Menurut Fadli, sikap Danjen Kopassus merupakan bentuk kepemimpinan ksatria, bertanggung jawab, tak cuci tangan, dan tak lari dari perbuatan salah yang dilakukan anak buah.
Mayjen Agus juga berani memastikan prajuritnya untuk menjalani proses hukum yang ada.
5. Bambang Soesatyo
[lihat.co.id] - Anggota komisi III DPR, Bambang Soesatyo termasuk orang yang mengagumi keberanian TNI dalam mengakui kesalahannya. "Luar biasa," kata Bambang saat dimintai komentarnya, Jumat (5/4).
Menurut Politikus asal Golkar ini, langkah jujur dan transparan yang dilakukan TNI AD patut diacungi jempol. Dia menilai, langkah TNI AD itu sebagai sikap ksatria.
"Kita patut memberikan acungan jempol atas sikap kesatria TNI yang mengumumkan dan mengakui ada anggotanya yang terlibat penyerangan terhadap preman atau penjahat kambuhan di Lapas Cebongan, Sleman," tegasnya.
Menurut Politikus asal Golkar ini, langkah jujur dan transparan yang dilakukan TNI AD patut diacungi jempol. Dia menilai, langkah TNI AD itu sebagai sikap ksatria.
"Kita patut memberikan acungan jempol atas sikap kesatria TNI yang mengumumkan dan mengakui ada anggotanya yang terlibat penyerangan terhadap preman atau penjahat kambuhan di Lapas Cebongan, Sleman," tegasnya.
0 comments