[lihat.co.id] - Konflik di Semenanjung Korea antara Korea Selatan dan Korea Utara sepertinya tak pernah usai. Kedua negara itu selalu berseteru, tak terkecuali urusan intelijen. Mereka menggunakan segala cara untuk 'mengintip' kekuatan masing-masing.
Berdasarkan sejumlah pemberitaan, tak jarang dalam aksi intelijen itu, terselip kisah menarik di dalamnya. Ada yang berhubungan dengan kisah asmara hingga masalah loyalitas berikut:4 Fakta Menarik tentang Mata-mata Korea Utara seperti dirangkum dari news.detik
Berdasarkan sejumlah pemberitaan, tak jarang dalam aksi intelijen itu, terselip kisah menarik di dalamnya. Ada yang berhubungan dengan kisah asmara hingga masalah loyalitas berikut:4 Fakta Menarik tentang Mata-mata Korea Utara seperti dirangkum dari news.detik
1. Tentara AS Jadi Mata-mata Korut
[lihat.co.id] - Seorang warga Amerika Serikat (AS) Michael Jang dijatuhi hukuman 9 tahun penjara karena menjadi mata-mata untuk Korea Utara (Korut). Vonis tersebut dijatuhkan oleh pengadilan Korea Selatan (Korsel) pada 2007 lalu.
Pria kelahiran Korsel itu didakwa melanggar Undang-Undang Keamanan Nasional. Jang terbukti telah melakukan sejumlah perjalanan rahasia ke Korut sejak tahun 1989 saat dia bergabung dengan partai berkuasa komunis Korut.
Pria berkebangsaan AS berusia 44 tahun itu juga berupaya mengorganisir kelompok mata-mata di Korsel. "Merupakan keharusan untuk mengukum berat Jang yang menawarkan informasi politik dan militer kepada Korut yang dikumpulkan melalui kaki tangannya," demikian putusan majelis hakim.
Pengadilan Seoul juga menetapkan hukuman penjara selama 4 tahun bagi empat warga Korsel yang membantu Jang dalam aktivitas spionase ini. Jang yang tamatan sebuah SMA di Seoul, pergi ke AS pada tahun 1982 untuk bergabung pada militer AS. Tak lama kemudian dia langsung mendapatkan status kewarganegaraan AS.
Pria kelahiran Korsel itu didakwa melanggar Undang-Undang Keamanan Nasional. Jang terbukti telah melakukan sejumlah perjalanan rahasia ke Korut sejak tahun 1989 saat dia bergabung dengan partai berkuasa komunis Korut.
Pria berkebangsaan AS berusia 44 tahun itu juga berupaya mengorganisir kelompok mata-mata di Korsel. "Merupakan keharusan untuk mengukum berat Jang yang menawarkan informasi politik dan militer kepada Korut yang dikumpulkan melalui kaki tangannya," demikian putusan majelis hakim.
Pengadilan Seoul juga menetapkan hukuman penjara selama 4 tahun bagi empat warga Korsel yang membantu Jang dalam aktivitas spionase ini. Jang yang tamatan sebuah SMA di Seoul, pergi ke AS pada tahun 1982 untuk bergabung pada militer AS. Tak lama kemudian dia langsung mendapatkan status kewarganegaraan AS.
2. Rumiko Masumoto dan Shuichi Ichikawa
[lihat.co.id] - Pasangan Rumiko dan Shuichi tiba-tiba menghilang saat sedang berlibur 30 tahun lalu. Kuat dugaan, keduanya diculik untuk dijadikan mata-mata oleh Korea Utara.
Seorang polisi Manabu Arium menggambarkan kisah penculikan ini. Menurut dia, diduga pasangan tersebut diculik saat sedang berfoto. Tak ada orang lain di kawasan tersebut. Mereka lalu dimasukkan ke dalam sebuah tas dan dibawa ke Pyongyang.
Sejumlah investigasi menyatakan, kasus penculikan ini bukanlah yang pertama. Sedikitnya ada 500 orang di luar Korut diculik untuk dijadikan mata-mata. Mereka dilatih dan dicuci otaknya untuk kepentingan Korut.
Pada tahun 2002, lima orang Jepang yang diculik kembali pulang ke Tokyo. Namun tak ada nama Rumiko dan Shuichi. Pihak keluarga menduga, keduanya masih berada dalam penguasaan Kim Jong Un.
Seorang polisi Manabu Arium menggambarkan kisah penculikan ini. Menurut dia, diduga pasangan tersebut diculik saat sedang berfoto. Tak ada orang lain di kawasan tersebut. Mereka lalu dimasukkan ke dalam sebuah tas dan dibawa ke Pyongyang.
Sejumlah investigasi menyatakan, kasus penculikan ini bukanlah yang pertama. Sedikitnya ada 500 orang di luar Korut diculik untuk dijadikan mata-mata. Mereka dilatih dan dicuci otaknya untuk kepentingan Korut.
Pada tahun 2002, lima orang Jepang yang diculik kembali pulang ke Tokyo. Namun tak ada nama Rumiko dan Shuichi. Pihak keluarga menduga, keduanya masih berada dalam penguasaan Kim Jong Un.
3. Han Guangsheng
[lihat.co.id] - Pada tahun 1960, mata-mata Korut Mr Han pernah membelot ke Korea Selatan. Selama 40 tahun, dia jadi seorang pebisnis sukses di Korsel hingga menikahi seorang wanita Korsel.
Namun pada tahun 1996 dia kembali berpindah kubu jadi mata-mata Korut karena alasan yang cukup unik. Pria berumur 63 tahun itu ingin berjumpa dengan ibunya yang berada di Yanbian, China.
Keinginan Han langsung disambar oleh pihak Korut. Mereka menjanjikan pertemuan itu selama Han mau menjadi mata-mata di Korsel.
"Dia direkrut kembali oleh Korut tahun 1996 dan masuk ke Korut empat kali hingga tahun 2007 untuk bertemu ibunya," ujar jaksa penuntut saat mengadili Han.
Han didakwa oleh pemerintah Korsel menjadi mata-mata dalam upaya pembunuhan Hwang Jang-Yop, bekas tutor pemimpin Korut Kim Jong Il yang pernah membelot ke Selatan. Dia kerap menjadi target pembunuhan oleh pihak Utara.
Namun pada tahun 1996 dia kembali berpindah kubu jadi mata-mata Korut karena alasan yang cukup unik. Pria berumur 63 tahun itu ingin berjumpa dengan ibunya yang berada di Yanbian, China.
Keinginan Han langsung disambar oleh pihak Korut. Mereka menjanjikan pertemuan itu selama Han mau menjadi mata-mata di Korsel.
"Dia direkrut kembali oleh Korut tahun 1996 dan masuk ke Korut empat kali hingga tahun 2007 untuk bertemu ibunya," ujar jaksa penuntut saat mengadili Han.
Han didakwa oleh pemerintah Korsel menjadi mata-mata dalam upaya pembunuhan Hwang Jang-Yop, bekas tutor pemimpin Korut Kim Jong Il yang pernah membelot ke Selatan. Dia kerap menjadi target pembunuhan oleh pihak Utara.
4. Kim Hyun-Hee
[lihat.co.id] - Kim dulunya merupakan agen mata-mata Korut yang terlibat dalam pengeboman pesawat Korsel tahun 1987. Seluruh penumpang dan kru pesawat yang berjumlah 115 orang tewas ketika itu.
Kim yang kini berumur 51 tahun, mendapat hukuman mati atas pengeboman tersebut. Namun dia kemudian diampuni oleh pemerintah Korsel yang menganggap dirinya telah dicuci otak oleh pemerintah Korut.
Dalam wawancara yang dilakukan dari sebuah lokasi di Korsel yang tidak disebutkan, Kim menceritakan bagaimana dirinya direkrut menjadi mata-mata Korut.
Kepada media Australian Broadcasting Corporation (ABC), Kim mengungkapkan dirinya dipilih untuk menjadi mata-mata oleh para pejabat partai yang datang ke sekolahnya dengan menggunakan sedan hitam.
Mereka menyuruhnya untuk berkemas dan membiarkannya menghabiskan malam terakhir bersama keluarganya. Mereka kemudian memberinya nama baru dan membawanya ke sekolah mata-mata di daerah pegunungan. Di situ, Kim mendapatkan pelatihan bela diri, senjata dan bahasa-bahasa.
"Saya bahkan tak dibolehkan berpamitan kepada teman-teman saya," ujar Kim seperti dilansir harian Telegraph, Kamis (11/4/2013).
"Di Korut, saya diajarkan bahwa pemimpin pendiri bangsa kami Kim Il-sung adalah Tuhan. Kita diajarkan untuk mendahulukan dia daripada orangtua kita. Anda diajari sejak kecil untuk mengatakan 'Terima kasih pemimpin besar untuk semuanya," tutur Kim.
Dikatakan Kim, setelah delapan tahun menjalani pelatihan, dirinya dipilih untuk misi meledakkan pesawat Korean Air. Plot ini disebut-sebut dirancang untuk menakut-nakuti warga asing sehingga tidak menghadiri pesta olahraga Olimpiade tahun 1988 di Seoul, Korsel.
Kim kini telah menikah dan dikarunia dua anak. Kim menikah dengan salah seorang petugas yang mengawalnya. Hingga saat ini, kediaman Kim di sebuah lokasi di Korsel masih terus dijaga petugas karena khawatir terjadinya serangan Korut.
Kim yang kini berumur 51 tahun, mendapat hukuman mati atas pengeboman tersebut. Namun dia kemudian diampuni oleh pemerintah Korsel yang menganggap dirinya telah dicuci otak oleh pemerintah Korut.
Dalam wawancara yang dilakukan dari sebuah lokasi di Korsel yang tidak disebutkan, Kim menceritakan bagaimana dirinya direkrut menjadi mata-mata Korut.
Kepada media Australian Broadcasting Corporation (ABC), Kim mengungkapkan dirinya dipilih untuk menjadi mata-mata oleh para pejabat partai yang datang ke sekolahnya dengan menggunakan sedan hitam.
Mereka menyuruhnya untuk berkemas dan membiarkannya menghabiskan malam terakhir bersama keluarganya. Mereka kemudian memberinya nama baru dan membawanya ke sekolah mata-mata di daerah pegunungan. Di situ, Kim mendapatkan pelatihan bela diri, senjata dan bahasa-bahasa.
"Saya bahkan tak dibolehkan berpamitan kepada teman-teman saya," ujar Kim seperti dilansir harian Telegraph, Kamis (11/4/2013).
"Di Korut, saya diajarkan bahwa pemimpin pendiri bangsa kami Kim Il-sung adalah Tuhan. Kita diajarkan untuk mendahulukan dia daripada orangtua kita. Anda diajari sejak kecil untuk mengatakan 'Terima kasih pemimpin besar untuk semuanya," tutur Kim.
Dikatakan Kim, setelah delapan tahun menjalani pelatihan, dirinya dipilih untuk misi meledakkan pesawat Korean Air. Plot ini disebut-sebut dirancang untuk menakut-nakuti warga asing sehingga tidak menghadiri pesta olahraga Olimpiade tahun 1988 di Seoul, Korsel.
Kim kini telah menikah dan dikarunia dua anak. Kim menikah dengan salah seorang petugas yang mengawalnya. Hingga saat ini, kediaman Kim di sebuah lokasi di Korsel masih terus dijaga petugas karena khawatir terjadinya serangan Korut.
0 comments